
Jakarta –
Kepala Negara Joko Widodo (Jokowi) mengucapkan bela sungkawa atas kepergian ekonom senior, Faisal Basri. Menurutnya, Indonesia sungguh kehilangan figur ekonom menyerupai Faisal Basri.
“Inalillahi wa innailaihi rajiun. Saya dan seluruh warga penduduk Indonesia mengucapkan belasungkawa yg sedalam-dalamnya atas meninggalnya, wafatnya bapak Faisal Basri,” kata Jokowi usai meresmikan Flyover Djuanda, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (6/9/2024).
Jokowi mengatakan, Faisal Basri yaitu sosok ekonom yang kritis. Faisal Basri juga dinilai Jokowi sering menampilkan koreksi-koreksi pada kebijakan pemerintah yg memang kurang baik.
Baca juga: Sri Mulyani Cerita Kedekatan dengan dengan Faisal Basri |
Dalam menampilkan kritik dan saran, Faisal Basri kerap menyodorkan data-data yang faktual dan lengkap dari lapangan.
“Beliau yaitu seorang ekonom yang kritis, detil dalam menyodorkan data-data lapangan dan juga bisa mengkoreksi kebijakan-kebijakan pemerintah yg kurang baik. Saya kira itu hal yg sungguh baik,” kata Jokowi.
Faisal Basri meninggal dunia di rumah sakit pada Kamis dini hari kemarin setelah dirawat sejak hari Senin alasannya yaitu kasus jantung. Dia ialah ekonom dan politikus alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia. Beliau juga aktif menjadi pengajar di kampusnya tersebut.
Kariernya selaku akademisi dimulai dari Pengajar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia bagi mata kuliah Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, dan Sejarah Pemikiran Ekonomi. Faisal juga ialah pengajar pada Program Magister Akuntansi (Maksi), Program Magister Manajemen (MM), Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan (MPKP), dan Program Pascasarjana Universitas Indonesia.
Sebagai ekonom, Faisal Basri ikut mendirikan forum think tank Institute for Development of Economics & Finance (INDEF). Dia aktif dari 1995 sampai 2000 di INDEF.
Ad interim di bidang pemerintahan, Faisal Basri pernah mengemban amanah selaku anggota Tim Perkembangan Perekonomian Dunia pada Asisten II Menteri Koordinator Bidang EKUIN pada 1985-1987 dan anggota Tim Asistensi Ekuin Kepala Negara pada 2000.
Baca juga: Pengakuan Bahlil soal Faisal Basri: Tokoh yang Mampu Mengerem Pejabat Seperti Saya |
Pada 2014, Faisal Basri sempat ditunjuk menjadi Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (Migas) oleh Menteri ESDM yang kala itu dijabat Sudirman Said. Tujuannya buat menghasilkan manajemen migas transparan dan memberantas mafia.
Faisal memimpin tim ini selama 6 bulan untuk mengkaji secara menyeluruh tata cara di sektor hulu minyak dan gas bumi. Tim ini menampilkan kesimpulan yang dipakai selaku dasar pengambilan keputusan untuk Menteri ESDM dan Menteri BUMN. Terutama dalam membersihkan sektor ini dari praktik durjana migas.
Meski aktif selaku akademisi dan ekonom, Faisal Basri juga sempat menjajal panggung politik. Pada 2012, ia pernah maju pada kontestasi Pemilihan Gubernur di jakarta. Faisal Basri ditemani Biem Benyamin maju selaku syarat maju menjadi Daerah Khusus Ibukota-1 dari jalur independen non partai politik.
Kala itu napasnya memang tak panjang, Faisal Basri tidak lolos di putaran pertama dari 6 kandidat yg berkontes untuk DKI-1. Faisal dan Biem melawan pasangan Foke-Nara, Hendardji-Riza, Jokowi-Ahok, Hidayat-Didik, dan Alex Noerdin-Nono. Di putaran pertama ia berada di posisi ke lima dengan perolehan bunyi cuma 215.935 orang atau sekitar 4,97% dari total suara.
Lihat juga Video ‘Kenang Cak Imin Akan Faisal Basri: Beliau Pahlawan Tanpa Tanda Jasa’:
Leave feedback about this